lima tahun yg lalu saya menikah dijodohkan dgn seorang akhwat oleh murrobi saya. beliau bilang menikah tidak boleh ada rasa suka lebih dulu, katanya haram hukumnya, jadilah saya nikah tanpa cinta lebih dulu.
saat itu mmg saya sedang patah hati pada akhwat lain yg lebih cantik dan juga sholehah tapi tidak jodoh karena dia dipaksa menikah dgn ikhwan lain oleh orangtuanya, lalu murrobi saya sertamerta menjodohkan saya dgn akhwat yg menjadi istri saya sekarang. beliau bilang menikah karena rasa suka terlebih dahulu sangatlah haram hukumnya, baru setelah nikah kita wajib berusaha mencintai jodoh kita tsb karena beliau bilang itulah nikah yg benar menurut islam. beliau mengatakan cinta adalah kebahagiaan duniawi dan haram hukumnya karna dunia adalah tempat manusia dibuang dari surga krn dosa turunan dari nabi adam. jadi sayapun mengikuti petunjuk beliau
sekarang kami sudah menjalani rumahtangga 5 tahun dan kami sudah dikaruniai seorang anak, rumah tangga kami biasa2 saja, tidak pernah ada pertengkaran. tapi jg hambar. istri saya menjalankan kewajibannya dan saya juga menjalankan kewajiban saya. saya sudah berusaha keras mencintai istri saya tapi tidak bisa, rasa hati tidak tumbuh. saya sudah berdoa sampai sholat malam minta diberi rasa cinta pada istri saya, tapi tidak juga tumbuh. Saya bahkan sampai terpaksa 'berzina hati', membayangkan akhwat yg dulu saya cintai tsb setiap kali menunaikan kewajiban nafkah batin pada istri saya.
suatu saat saya bertemu dgn seorang ustadz lain yg pemikirannya lebih cerdas dan kepribadiannya lebih santun dari murrobi sy.. subhanallah, ternyata selama ini saya terkecoh oleh pemikiran kolot murrobi saya. Islam tidak mengharamkan rasa suka sebelum menikah, justru pernikahan adalah sarana menyalurkan rasa suka secara halal. Ternyata murrobi saya yg terdahulu pun telah sesat krn mengajarkan dosa turunan dari nabi ADam karena islam tidak mengenal dosa turunan . astaghfirullah, ternyata saya telah mengambil keputusan yg salah.
tapi berceraipun tidak disukai oleh Allah swt walaupun diperbolehkan, apalagi kami sdh memiliki anak. Ustadz saya bilang tabahlah karena ini cobaan dari Allah Subhanahu wa ta'ala ,jika bersabar akan diberi solusi terbaik.
karena rasanya berat utk bercerai maka sayapun terpaksa menjalaninya, sy anggap cobaan selama didunia ini.
tapi sekarang saya selalu berdoa supaya jodoh saya ini hanya untuk jodoh didunia saja, tidak untuk diakhirat. saya berdoa di akhirat mendapatkan jodoh yg saya cintai, mungkin akhwat yang terdahulu itu atau wanita lain yg bahkan belum terbayang oleh saya.
apa boleh saya berdoa yg demikian? saya ingin konsultasikan dgn ustadz yg baik itu tp beliau sdh pindah ke luar pulau. apa boleh kita minta pada Allah swt jodoh kita hanya utk dunia saja?
+ komentar + 1 komentar
assalamualaikum
lima tahun yg lalu saya menikah dijodohkan dgn seorang akhwat oleh murrobi saya. beliau bilang menikah tidak boleh ada rasa suka lebih dulu, katanya haram hukumnya, jadilah saya nikah tanpa cinta lebih dulu.
saat itu mmg saya sedang patah hati pada akhwat lain yg lebih cantik dan juga sholehah tapi tidak jodoh karena dia dipaksa menikah dgn ikhwan lain oleh orangtuanya, lalu murrobi saya sertamerta menjodohkan saya dgn akhwat yg menjadi istri saya sekarang. beliau bilang menikah karena rasa suka terlebih dahulu sangatlah haram hukumnya, baru setelah nikah kita wajib berusaha mencintai jodoh kita tsb karena beliau bilang itulah nikah yg benar menurut islam. beliau mengatakan cinta adalah kebahagiaan duniawi dan haram hukumnya karna dunia adalah tempat manusia dibuang dari surga krn dosa turunan dari nabi adam. jadi sayapun mengikuti petunjuk beliau
sekarang kami sudah menjalani rumahtangga 5 tahun dan kami sudah dikaruniai seorang anak, rumah tangga kami biasa2 saja, tidak pernah ada pertengkaran. tapi jg hambar. istri saya menjalankan kewajibannya dan saya juga menjalankan kewajiban saya. saya sudah berusaha keras mencintai istri saya tapi tidak bisa, rasa hati tidak tumbuh. saya sudah berdoa sampai sholat malam minta diberi rasa cinta pada istri saya, tapi tidak juga tumbuh. Saya bahkan sampai terpaksa 'berzina hati', membayangkan akhwat yg dulu saya cintai tsb setiap kali menunaikan kewajiban nafkah batin pada istri saya.
suatu saat saya bertemu dgn seorang ustadz lain yg pemikirannya lebih cerdas dan kepribadiannya lebih santun dari murrobi sy.. subhanallah, ternyata selama ini saya terkecoh oleh pemikiran kolot murrobi saya. Islam tidak mengharamkan rasa suka sebelum menikah, justru pernikahan adalah sarana menyalurkan rasa suka secara halal. Ternyata murrobi saya yg terdahulu pun telah sesat krn mengajarkan dosa turunan dari nabi ADam karena islam tidak mengenal dosa turunan . astaghfirullah, ternyata saya telah mengambil keputusan yg salah.
tapi berceraipun tidak disukai oleh Allah swt walaupun diperbolehkan, apalagi kami sdh memiliki anak. Ustadz saya bilang tabahlah karena ini cobaan dari Allah Subhanahu wa ta'ala ,jika bersabar akan diberi solusi terbaik.
karena rasanya berat utk bercerai maka sayapun terpaksa menjalaninya, sy anggap cobaan selama didunia ini.
tapi sekarang saya selalu berdoa supaya jodoh saya ini hanya untuk jodoh didunia saja, tidak untuk diakhirat. saya berdoa di akhirat mendapatkan jodoh yg saya cintai, mungkin akhwat yang terdahulu itu atau wanita lain yg bahkan belum terbayang oleh saya.
apa boleh saya berdoa yg demikian? saya ingin konsultasikan dgn ustadz yg baik itu tp beliau sdh pindah ke luar pulau. apa boleh kita minta pada Allah swt jodoh kita hanya utk dunia saja?