Latest Movie :

ISRA DAN MI'RAJ

Antara Isra' dan Mi'raj, Roh dan Jasad, Kuil dan Mesjid, Perintah dan Bilangan Shalat Oleh KH. A. Mustofa Bisri
---------------------------------------------------------------------------­- ----
Kontroversi mengenai Isra' Mi'raj dialami oleh Rasulullah Saw. dengan jasad dan roh beliau atau hanya dengan roh beliau saja memang merupakan persoalan klasik. Artinya sudah sejak dulu mengenai hal itu diperdebatkan. Seperti diketahui mengenai masalah tersebut pada dasarnya ada 3(tiga) pendapat:
Pendapat yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw ber-Isra'-Mi'raj hanya dengan roh beliau saja. Sayyidatina Aisyah r.a. misalnya, berkata: 'Demi Allah, jasad Rasulullah Saw. tidak meninggalkan tempat, tapi beliau dinaikkan dengan rohnya (saja).' Sementara al-Hasan mengatakan: 'Pengalaman Isra' Mi'raj itu terjadi waktu tidur, merupakan mimpi Rasulullah Saw.' Kebanyakan ulama salaf dan khalaf berpendapat, peristiwa besar itu dialami Rasulullah dengan roh dan jasad beliau. Ada pula kelompok yang berpendapat bahwa Isra' Nabi Saw. dengan jasad beliau dan roh (berdasarkan firman Allah di awal surah Al-Israa). Sedangkan Mi'rajnya dengan roh saja. Seperti biasa, perbedaan itu semua terjadi disebabkan oleh perbedaan dalil masing-masing dan terutama berasal dari perbedaan persepsi dan pemahaman mereka terhadap ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis, yang dalam hal ini mengenai Isra' Mi'raj. Dan dalil-dalil yang kuat yang berlawanan pun lalu ditakwil dengan hujah atau argumentasi masing-masing secara aqli.
Pendapat pertama (a), misalnya mengatakan bahwa dalam hadis-hadis tentang peristiwa Isra' Mi'raj itu ada disbeut-sebut mengenai malaikat Jibril dan Mikail yang membelah dada Rasulullah Saw. sebelum di-Isra'-Mi'raj-kan, lalu isi dada dicuci dengan air Zamzam, kemudian diisi dengan sifat-sifat alhilm (lembah-manah = pesantun), ilmu, dan hikmah. Nah, hal ini memperkuat bahwa peristiwa itu hanya dialami Rasulullah dengan rohnya saja. Masak Jibril dan Mikail yang malaikat membedah jisim Nabi Saw., membersihkan memakai air Zamzam dan isi dada beliau dengan alhilm, ilmu, dan hikmah?! Itu semua hanya bisa dibayangkan terjadi secara ruhi atau mimpi saja tidak dengan jasad.
Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa peristiwa itu dialami Nabi Saw. dengan roh dan jasad (b), di sampinng berdalil dengan beberapa hadis Isra' Mi'raj yang sudah populer itu, mengatakan bahwa kata "abdihi" dalam awal surah Al-Israa, itu merupakah penegasan bahwa Nabi Saw. di-Isra'-kan dengan roh dan jasad. Di samping itu, seandainya peristiwa itu hanya dialami Nabi Saw. dengan roh beliau saja atau hanya terjadi dalam mimpi beliau saja, lalu apa anehnya? Orang kebanyakan pun bisa bermimpi yang mungkin lebih tidak masuk akal lagi. Padahal seperti diketahui, peristiwa Isra' Mi'raj itu ketika diceritakan oleh Nabi Saw. banyak yang menertawakannya tidak percaya, bahkan tidak sedikit orang-orang Islam sendiri yang menjadi murtad mendengarnya. Seandainya itu hanya mimpi, tentu tidak terjadi reaksi yang begitu menggemparkan.
Tapi apa sih perlunya memperpanjang lebar mengenai kontroversi itu? Apalagi di zaman yang serba aneh dan sekaligus zaman serba tidak ada yang aneh ini. Apakah tidak lebih bijaksana apabila kita bersikap seperti sahabat Abu Bakar r.a. ketika pertama kali diberitahu mengenai peristiwa yang dianggap aneh oleh masyarakat Mekkah tersebuut: 'Kalau Muhammad Saw. mengatakan demikian, saya percaya. Bahakan saya mempercayai yang lebih aneh dari itu. Saya mempercayai berita dari langit'.
Ya, dalam peristiwa besar itulah, Rasulullah Saw. menerima perintah shalat lima waktu yang semula lima puluh. Mengenai "tawar-menawar" jumlah waktu shalat saat ini, dapat diketahui dalam hadis panjang mengenai Isra' Mi'raj yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Sahabat Anas bin Malik. Jadi, shalat lima waktu seperti yang sekarang ini memang bermula setelah Isra' Mi'raj. Sebelumnya, Rasulullah Saw. melakukan shalat dua rakaat di pagi hari dan dua rakaat di malam sore hari, seperti dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim, a.s (Lebih lanjut, misalnya baca Nur al-Yaqiin-nya Syekh Khudhari Bek, hal 69-72). Memang ada juga yang berpendapat bahwa disamping QS 17. Al-Israa: 1, ayat 60-nya berbicara mengenai Isra' dan Mi'raj. Kata "mesjid", semula berarti tempat sujud. Saya tidak tahu apakah ada agama lain yang bersujud atau apakah dalam sembahyangnya dilakukan sujud seperti agama kita, Islam. Boleh jadi sebelum Islam, kata "sujud" dan "mesjid" sudah dipergunakan, tapi terang tidak dengan pengertian yang dimaksud Islam. (Tentang perkembangan bahasa Arab dan pengaruh Islam terhadapnya, bacalah misalnya, al-Lughat al 'Arabiyah Ka-inun Hayyun oleh Jarji Zaidan). Sedangkan kuil pun dalam bahasa Aran tidak disebut mesjid tapi bii'ah, shauma'ah, atau ma'bad. Demikian jawaban saya dan maaf, karena satu dan lain hal saya tidak bisa memenuhi permintaan Anda menulis bersambung tentang Isra' Mi'raj. Tapi jawaban saya ini juga sudah cukup panjang saya kira, terutama jika dibanding dengan biasanya.
Wallaahu A'lam
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KONSULTASI ZAKAT DAN EKONOMI ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger