Latest Movie :

Outlook Bank Syariah 2009

Rubrik Khusus - Jumat, 02-01-2009
Oleh: Agustianto
Sumber: http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=132206&more=1

SECARA umum krisis keuangan global belum secara signifikan memengaruhi kinerja perbankan nasional, di mana pertumbuhan pembiayaan (kredit) perbankan yang masih tinggi dengan tingkat pembiayaan (kredit) bermasalahnya yang masih terjaga di bawah 5%.

Jika suku bunga meningkat, maka ia akan menekan pertumbuhan DPK (termasuk aset) perbankan syariah, begitu pula sebaliknya jika suku bunga cenderung turun DPK bank syariah akan meningkat. Pada saat ini suku bunga cendrung menurun, maka DPK di tahun 2009 akan terus meningkat.
Pada tahun 2009, bank syariah di Indonesia diyakini akan terus tumbuh. Berkembangnya industri lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional. Apalagi dengan pertumbuhan industri yang rata-rata mencapai 60% dalam lima tahun belakangan ini. Tentunya, berbagai upaya terus dilakukan agar pangsa pasar bank syariah terus meningkat. Untuk itu, IAEI dan MES serta asosiasi ekonomi syariah lainnya terus berjuang meningkatkan pertumbuhan bank syariah dengan berbagai program. Bank Indonesia selaku bank sentral telah memberikan peran dan komitmen yang luar biasa dalam pengembangan bank syariah.
Pada tahun 2009, implementasi Grand Strategy Public Education perbankan syariah akan dilaksanakan secara penuh oleh Bank Indonesia dan komponen ekonomi syariah, seperti IAEI, MES, ASBISINDO dan lain-lain. Karena itu bank syariah akan mengalami high growth di masa krisis global ini. Pada akhir tahun 2007 terjadi percepatan pertumbuhan terlihat mulai terjadi pada akhir tahun 2007 sampai dengan puncaknya bulan Agustus 2008. (Lihat tabel berikut) Tabel itu menunjukkan bahwa di masa krisis keuangan global terjadi percepatan pertumbuhan bak syariah secara signifikan.
Proyeksi Bank Syariah 2009
Bank Indonesia telah menyusun proyeksi pertumbuhan perbankan syariah nasional pada tahun 2009. Menurut proyeksi tersebut ada 3 skenario pertumbuhan bank syariah di masa depan.
Pertama, Skenario Proyeksi Pesimis
• Menurut skenario ini, pertumbuhan berlangsung secara organik diproyeksikan sebesar 25% dengan total aset Rp 57 triliun. Proyeksi pesimis ini didasarkan pada kondisi perlambatan makroekonomi akibat krisis ekonomi global. Meskipun demikian, tetap terjadi pertumbuhan, antara lain dikarenakan keberhasilan edukasi publik dan promosi perbankan yang dilakukan baik oleh Bank Indonesia sendiri, bank-bank syariah dan organisasi IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia).
Kedua, Skenario Proyeksi Moderat
• Menurut skenario kedua, pertumbuhan bank syariah diproyeksikan mencapai 37%, dengan total asset Rp 68 triliun. Proyeksi moderat ini didasarkan pada beberapa indikator. Pertama, terjadinya proses konversi beberapa UUS menjadi BUS. Pada tahun 2009 setidaknya lahir 9 bank umum syariah baru, sehingga nantinya jumlah total menjadi 12 bank umum syariah. Kelahiran bank umum ini dipastikan akan mendongkrak pertumbuhan bank syariah secara signifikan.
• Kedua, momentum krisis ekonomi global akan meningkatkan preferensi terhadap perbankan syariah, karena makin banyak umat yang tersadarkan akan keunggulan keunggulan bank syariah.
• Ketiga, UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah.
• Yang terakhir (keempat) ialah adanya multiplier effect positif akibat aktivvas politik (pemilu). Cukup banyak partai yang menawarkan program pembangunan ekonomi berdasarkan syariah.
Skenario Proyeksi Optimis
• Menurut skenario ketiga, pertumbuhan bank syariah diproyeksikan mencapai 75%, dengan total aset Rp 87 triliun. Angka proyeksi ini bukannya tidak mungkin jika kita melihat sejumlah indikator. Ingat, pada tahun 2004 perbankan syariah tumbuh 74%, sehinga dinilai sebagai era booming bank syariah pertama. Jadi jika untuk tahun 2009 diproyeklsikan tubuh 75% adalah sesuatu yang mungkin dan masih wajar. Proyeksi optimis ini didasarkan pada beberapa indikator. Pertama, berdirinya BUS baru dan konversi beberapa UUS menjadi BUS sebagaimana dipaparkan di atas. Dengan demikian, bank umum syariah tumbuh tiga kali lipat, dari hanya 3 buah menjadi 12 buah. Ditambah lagi sejumlah Unit Usaha Syariah.
• Kedua, sosialisasi dan edukasi makin luas. Mulai tahun 2009 sejumlah organisasi ekonomi Islam bersinergi untuk gerakan besar sosialisasi dan edukasi, IAEI dengan dukungan Bank Indonesia bekerja sama dengan sejumlah asosiasi, seperti MES (Masyarakat Ekonomi Syariah), ASBISINDO (Asosiasi Bank Islam Indonesia), FOSSEI dan PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah) bersatu menggelar banyak program edukasi yang bersifat nasional dan internasional.
• Ketiga, semakin banyak perguruan tinggi yang membuka program Studi Ekonomi Islam dan meluluskan sarjana ekonomi Islam, dan semakin banyak dosen ekonomi Islam yang menyebarkan ekonomi Islam. Selaijn itu, sejumlah ulama muda tamatan universitas Timur Tengah makin banyak kuliah S2 dan S3 ekonomi Islam, seperti di program pascasarjana Universitas Az-Zahra. Mereka akan menjadi da’i-dai yang cerdas tentang ilmu ekonomi dan perbankan Islam. Kehadiran mereka diperkirakan akan menggeser pandangan sempit masyarakat dan tokoh agama yang sering menyamakan bank syariah dengan bank konvensional. Ghirah dan semangat juang mereka demikan tinggi, karena mereka telah memahami secara ilmiah dan empiris betapa riba, gharar dan maysir menjadi puncak kehancuran ekonomi dunia dan Indoneaia.
• Keempat, dengan semakin besarnya aset perbankan syariah, maka biaya program promosi besar, sehingga pengetahuan masyarakat makin meningkat yang pada gilirannya mereka akan memilih bak syariah.
• Kelima, UU Perbankan Syariah & UU SBSN mendapat dukungan dari Amandemen UU Perpajakan sebagai kepastian hukum, berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah melalui peran investor asing.
• Keenam, momentum krisis ekonomi global akan meningkatkan preferensi terhadap perbankan syariah dan dampak minimal dari gejolak pasar keuangan.
Dari tiga skenerio yang dikemukakan di atas, skenario yang paling mendekati kebenaran adalah skenerio moderat, yakni pertumbuhan 37%, dengan total aset Rp 68 triliun. Namun demikian, mungkin saja pertumbuhannya melebihi angka moderat tersebut. Karena kemungkinan itulah maka dibuat juga proyeksi pertumbuhan yang optimis, yakni pertumbuhan mencapai 75%, dengan total aset Rp 87 triliun.
(Penulis adalah Sekjen IAEI dan Dosen Pascasarjaa UI, Dosen S2 Trisakti dan S2 Universitas Paramadina)
Share this article :

+ komentar + 3 komentar

11 Januari 2009 pukul 16.58

pa...
soft copy kelompok saya ilang tapi saya masukin bahan mentah kelompok saya...
nama :Hasan Ismail
jurusan : MD 5

11 Januari 2009 pukul 17.01

pa ni tgas blog saya....
By
Muhamad Zainudin
MD 5

Anonim
15 Januari 2009 pukul 10.49

bapaaaaakkk !!!
keren banget Tulisan nya hehe !!
kumaha pak daramang ??

Posting Komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KONSULTASI ZAKAT DAN EKONOMI ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger